SEJARAH SINGKAT YUNANI KUNO

SEJARAH SINGKAT YUNANI KUNO


BAB I


SEJARAH PEMIKIRAN YUNANI DAN ROMAWI KLASIK

A.    SEJARAH SINGKAT YUNANI KUNO

Perkembangan ilmu hingga seperti sekarang ini tidak berlangsung secara mendadak, melainkan melalui proses bertahap, dan evolutif. Karena itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.

Seringkali masalah filsafat hanya dapat dipahami jika melihat kembali tentang perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thales, Plato pun hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang ada sebelum mereka. Aliran yang satu biasanya merupakan reaksi dari aliran lain. Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman Yunani.

Pemahaman filsafat tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah pemikiran manusia itu sendiri.Sebagiman pemikiran manusia pada awalnya masih diliputi dengan corak berpikir mitilogis yang diwarnai dengan pertimbangan-pertimbangan magis dan animistik terkait dengan corak kehidupannya sehari-hari. Dalam perkembangan selanjutnya manusia mulai berpikir lebih rasional dengan disertai argumentasi yang sistematis dan logis. Dari perkembangan pemikiran inilah muncul beberapa pemikiran filosofis pada masa Yunani kuno antara lain Parmanides, Xenophanes, Thales, Aristoteles, Herklitus dan Pythagoras. Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul.

Untuk mengetahui filsafat Yunani, perlu dijelaskan terlebih dahulu asal kata filsafat. Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM di Yunani, Sophia diberi arti kebijaksanaan; sophiajuga berarti kecakapan. Kata philosophos mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540-480 SM), sementara ada yang mengatakan bahwa kata tersebut mula-mula dipakai oleh Pythagoras (580-500 SM). Namun pendapat yang lebih tepat adalah pendapat yang mengatakan bahwa Heraklitos-lah yang menggunakan istilah tersebut.

Menurutnya,philosophos (ahli filsafat) harus mempunyai pengetahuan luas sebagai pengejawantahan daripada kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada kaum sofis dan sokrates yang memberi arti philosophein sebagai penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoritis. Philosophia adalah hasil dari perbuatan yang disebut philosophein, sedangkan philosophos adalah orang yang melakukan philosophein. Dari kata Philosophia inilah akhirnya timbul kata-kata philosophie (Belanda, Jerman, Perancis), philosophy (Inggris), dan dalam bahasa Indonesia disebut filsafat atau falsafat.

Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap ‘’aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)’’, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap ‘’receptve attitude mind (sikap menerima segitu saja)’’. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.

Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fukos pada bidang empiris. Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke- 4dan ke- 5 M ilmu pengetahuan pegetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok penting:

1). Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2). Ajaran Kristen tidak disangkal.
3). Kerjasama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.

         Walaupun begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan. Masyarakat Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan yang bersumber dari mitos ataupun cerita cerita kuno. Sehingga pemikiran secara logis tidak berlaku pada masa itu, yang berlaku hanya kebenaran yang bersumber dari mitos saja.

Setelah abad ke-6 SM muncul ahli ahli atau pemikir yang menentang adanya kepercayaan akan mitos-mitos. Mereka menuntut adanya pemecahan misteri mengenai sejarah perkembangan semesta ini dan jawabannya dapat diterima akal. Keadaan itu berkembang dan mulai beralih dari gaya pemikiran atau kepercayaan akan mitos-mitos atau mitologi. Dengan munculnya faham atau pemikiran para ahli tersebut, kemudian banyak bermunculan orang-orang yang mencoba untuk membuat konsep konsep yang berdasarkan akal pikiran yang rasional. Maka denag adanya keadaan tersebut munculah peristiwa ajaib The Greek Miracleyang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Karena dimasa itu lahir beberapa pemikir ilmu serta hasil pemikirannya yang menjadi acuan bangsa bangsa lain. dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Peradaban Yunani Kuno sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

   B.     KARAKTERISTIK PEMIKIRAN PADA MASA YUNANI KUNO

Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Selanjutnya tumbuhlah sikap kritis yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir yang terkenal dan sikap kritis inilah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis).

Pada zaman Yunani Kuno, ciri pemikiran yang menonjol adalah kosmosentris, yang berarti mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya sebagai salah satu upaya untuk menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakan akal atau logika.

           Pada masa Yunani Kuno pemikiran para filosof masih di dominasi agama alam, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi. Selain itu Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai “sophis” (“yang bijaksana dan berapengetahuan”), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Pada masa Yunani Kuno berkembang pemikiran mengenai mencintai kebenaran/pengetahuan yang merupakan awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil mana yang ilusi.

Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng-dongeng, mitos maupun takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari pengaruh mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam berkembang pertama kali. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting karena terjadi perubahan pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris yaitu pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad 6 M.

    C.     Peradaban Yunani Kuno, Dari Pulau Kreta sampai Hellenisme

   Yunani merupakan salah satu dari sedemikian peradaban tertua yang ada di Eropa. Bangsa Yunani terbentuk berdasarkan percampuran antara bangsa yang datang dari Laut Kaspia dengan penduduk asli yang bermata pencaharian petani. Peradaban Yunani Kuno bermula dari kebesaran Kerajaan Kreta yang menguasai hampir seluruh kota-kota perdagangan di Yunani dan wilayah Laut Tengah pada kurun waktu sekitar tahun 1250 SM. Salah satu kota yang menjadi pusat perdagangan adalah Myceane yang kemudian berkembang menjadi kota pelabuhan setelah keruntuhan Kerajaan Kreta. Letak geografis Yunani terletak di Ujung Selatan Semenanjung Balkan. Selain di daratan tersebut wilayahnya juga meliputi pulau di Laut Aegeia. Batas-batas Yunani sekarang ini di utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria dan Turki, di timur adalah Laut Aegeia, di selatan adalah Laut Tengah dan di barat adalah Laut Ionia.

         Sebagian besar wilayah Yunani pegunungan sehingga antar wilayah terpisah antara satu dengan yang lain. Pegunungan dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik.  Kesatuan politik itu disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah sekitarnya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani.

Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan. karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Bangsa Yunani merupakan campuran antara penduduk asli dan pendatang yang berasal dari padang rumput sekitar Laut Kaspia. Mereka termasuk Ras Indo Jerman yang disebut bangsa Hellas yang gagah berani.

Mereka berimigrasi sejak tahun 1400 Sebelum Masehi, kemudian menetap di berbagai daerah. Suku bangsa Doria menetap di jazirah Peloponesos dengan polis utamanya Sparta. Suku bangsa Ionia menetap di jazirah Attica dengan polis utamanya Athena. Suku bangsa Aeolia menetap di Yunani Utara dengan polis utamanya Delphi. Kehidupan masyarakat Yunani yang mendiami wilayah beriklim mediteran yang selalu hangat dan segar memungkinkan bersikap optimis dan berwatak riang. Suasana langit yang terang tanpa banyak awan di daerah Attica (Athena) juga menyebabkan semangat penduduknya tinggi dan kreasinya menonjol.

ü  Batas-Batas Wilayah
·         Di sebelah utara  berbatas dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di Daratan Eropa.
·         Di sebelah timur di kelilingi oleh Laut Aegea.
·         Di sebelah Selatan berbatas dengan Timur Tengah.
·         Di Sebelah barat berbatas dengan Laut Ionia.

ü  Fase-Fase Pembentukan
1.      Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara 1000-800 SM.
2.      Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis Yunani. Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia Selatan, sedangkan ke arah Timur sampai ke Asia Kecil (Troya).
3.      Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM).
4.      Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani berkembang di luar daerah Yunani itu sendiri.
ü  Peradaban Pulau Kreta

    Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta adalah kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos diambil dari nama raja yang pernah berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari penduduk asli orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan tua tersusun dengan tata kota yang rapih. Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir Arthur Evans saat dilakukan penggalian istana Knossos. Istana Knossos dibuat dengan indah yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri.

    Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.

     Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan penemuan tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih sukar dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael Ventris pada 1953. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng. Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos Kuno (3500-2300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir (1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara perlahan mengalami kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang sangat berpengaruh terhadap Yunani, tidak hanya itu kebudayaannya pun berkembang hingga ke Eropa dan menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya.

ü  Peradaban Pulau Mycenae

Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli menemukan pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan bagian dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan peranan dalam perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar. Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau Kreta, Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisa-sisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan tersebut diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam buku Illyas.

ü  Sastra Yunani Kuno

       Karya sastra terkenal Yunani Kuno diantaranya adalah llliyas dan Odysse, yang keduanya berisi cerita kepahlawanan dan ditulis oleh Homerus pada sekitar abad ke-8 SM. llliyas menceritakan tentang peperangan yang terjadi antara Yunani dan Troya yang berlangsung selama 51 hari. Perang ini disebabkan oleh penculikan yang dilakukan putra mahkota Troya yang bernama Paris atau permaisuri Helena dari Sparta. Sementara Odysse mengisahkan perjalanan kembali tentara Yunani dari perang Troya. Kisah perjalanan tersebut merupakan kisah 40 hari dari 10 tahun peperangan Yunani melawan Troya.

ü  Filsafat Yunani Kuno

     Dalam bidang filsafat,Yunani telah melahirkan nama tokoh-tokoh filsuf besar dunia yang pengaruh pemikirannya senantiasa hidup hingga saat sekarang karena menjadi rujukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan baik di Timur maupun Barat.

· Socrates (469-399 SM) terkenal dengan ajarannya tentang ilmu kebijakan dengan mendasarkan pada logika piker.
·    Plato (427-346 SM) terkenal dengan ajarannya tentang ilmu tatanegara dan undang-undang.
·   Aristoteles (384-322 SM)terkenal dengan ajarannya tentang ilmu biologi
·   Hipokrates yang terkenal dengan ajarannya yang berkaitan denan kode etik kedokteran.
·   Sejarah Singkat Peradaban Yunani Kuno



BAB II


PEMIKIRAN RENAISSANCE DAN MODERNISASI

Istilah Renaissanance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa Italia) yang artinya kelahiran kembali, merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada abad ke-16 untuk menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno. Tidak banyak orang yang tahu, kecuali mungkin para sejarawan bahwa Eropa umumya dan Italia khususnya menjadi modern seperti dewasa ini, sebenarnya telah dimulai sejak zaman Renaissance. Jika zaman renainssance dimulai sekitar abad ke-14 maka untuk menghasilkan Eropa modern seperti dewasa ini diperlukan kurang lebih lima abad.

Modernisasi bagaimanapun memerlukan waktu, bisa panjang bisa pendek tergantung dari berbagai faktor. Kalau bangsa Italia khususnya dan bangsa Eropa umumnya memerlukan waktu kurang lebih lima abad, maka bangsa Jepang memulai modernisasi sejak zaman Meiji Restorasi hingga menjadi bangsa modern memerlukan waktu kurang lebih satu setengah hingga dua abad.

ü  Sejarah Lahirnya Renaissance

    Renaissance berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (Lahir) dalam bahasa Perancis yang berarti “Lahir Kembali”. Zaman Renaissance adalah zaman dimana lahirnya kembali orang Eropa untuk mempelajari ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno yang rasional. Hal ini terjadi dikarenakan pada abad tengah, sebelum munculnya zaman Renaissance, kehidupan di Eropa diatur dalam “Theosentris” dimana segala sesuatunya berpusat pada kepercayaan. Zaman Renaissance berlangsung sejak abad 15 sampai tahun 1650. Sebelum Renaissance,  bangsa eropa mengalami zaman kegelapan atau biasa disebut “Dark Age”. Pada saat itu gereja berkuasa mutlak, ajaran gereja menjadi sesuatu yang tidak boleh dibantah. Selain itu pada zaman Dark Age, pemikiran ilmiah ditenggelamkan oleh dogma-dogma Gereja. Namun akhirnya muncul gerakan yang mencoba lepas dari ikatan itu dan disebut gerakan Renaissance.

    Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan Romawi dan Yunani pada masa abad tengah/kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe manusia otonom dan mandiri. Pada abad 12 ada suatu penemuan kembali literatur Yunani dan Romawi yang terjadi di seluruh Eropa. Peristiwa tersebut menyebabkan perkembangan gerakan humanis di abad ke-14. Orang-orang Humanist meyakni bahwa setiap individu memiliki arti penting dalam masyarakat. Pertumbuhan minat dalam humanisme menyebabkan perubahan dalam seni dan ilmu yang membentuk konsepsi umum dari Renaissane.

      Pada abad 14 hingga abad 16 merupakan periode goncangan ekonomi atau perubahan ekonomi di Eropa, dimana perubahan yang paling luas terjadi di Italia. Setelah kematian Frederick II di tahun 1250, kaisar kehilangan kekuasaan di Italia dan di seluruh Eropa, tidak satupun dari penerus Frederick yang seperti dia. Kejatuhannya adalah saat Paus III memegang kekuasaan secara bersamaan memegang negara sekaligus Gereja. Selama Renaissance, Italia berkembang menjadi despotisme yaitu bahwa penguasa negara memerintah berdasarkan keinginannya sendiri. Eropa sendiri perlahan-lahan berkembang menjadi kelompok mandiri yang terpisah. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan bertanggung jawab. Pola pikir abad tengah yang dibelenggu oleh ajaran gereja diganti dengan pola pikir rasional sehingga manusia bisa berkembang.

ü  Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance

Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokohnya yang terkenal sebagai berikut:
  1. Rogen Bacon (1214-1294)
Ia berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan, namun ia sendiri tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup baerarti bagi ilmu pengetahuan. Ia banyak bergerak pada lapangan politik dan agama, sehingga akhirnya ditahan dalam penjara.
  1. Copernicus (1473-1543)
Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga matahari menjadi pusat (Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisisme). Prinsip Heliosentrisme ini kemudian dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus) yang menyusun buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Buku tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar yang berbunyi: Pertama, seluruh alam semesta merupakan bola (Spherical); Kedua, semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola; Ketiga, semua benda angkasa bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar (circular uniform motion).
  1. Tycho Brahe (1546-1601)
Ia tertarik pada system astronomi baru yang diperkenalkan oleh Copernicus. Ia membuat alat-alat berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572 Brahe mengamati munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia, yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum padam lagi. Bintang itu dinamakan Nova atau Supernova, yang sangat tergantung dari besarnya dan massanya. Penemuan bintang Nova dan Supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut pada masa itu bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa, dan bentuknya akan tetap abadi. Pada tahun 1577 Brahe dapat mengamati sebuah cornet, yang ternyata lebih jauh dari planet Venus. Penemuan ini juga membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada Crystaline spheres, melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.
  1. Johannes Keppler (1571-1630)
Ia seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tycho Brahe. Ia melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Kepler menemukan tiga buah hokum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya, yaitu:
·         Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle –seperti yang dikemukakan oleh Brahe-namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
  • Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
  • Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dab B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 :Y3.
  1. Galileo Galilei (1546-1642)
Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam karyanya yang berjudul De Motu dapat diringkas sebagai berikut.
  • Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama, tanpa memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang sama. Atau dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah.
  • Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti adanya idealism, bahwa lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis lurus.
  • Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring, masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk kemudian melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai idealisasi “tidak terganggu apapun”, maka bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu dibidang miring diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment) dimasukkan sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.
  • Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu; dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction).
  • Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung secara rata-rata.
  • Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang meyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematik.




BAB III

SEJARAH PEMIKIRAN NASIONALISME EROPA

Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi Prancis, Revolusi Industri di Inggris, dan juga Revolusi Amerika. Beberapa tokoh seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme. Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.

Dari pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya. Paham nasionalisme yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika, khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan Asia-Afrika secara objektif didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan keturunan, bahasa, budaya, kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain.

Konsep nasionalisme semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat perhatian, diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Masing-masing negara tersebut menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan pada:

a. Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi
b. Adanya persamaan nasib;
c. Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.

      Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri. Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di Inggris.Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada sistem kehidupan kapitalis dan liberalis.






BAB IV
SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG LIBERRALISME
Pemikiran liberal mempunyai akar sejarah sangat panjang dalam sejarah peradaban Barat yang Kristen. Pada tiga abad pertama Masehi, agama Kristen mengalami penindasan di bawah Imperium Romawi sejak berkuasanya Kaisar Nero (tahun 65). Kaisar Nero bahkan memproklamirkan agama Kristen sebagai suatu kejahatan. (Idris, 1991:74). Menurut Abdulah Nashih Ulwan (1996:71), pada era awal ini pengamalan agama Kristen sejalan dengan Injil Matius yang menyatakan,”Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar dan berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan.” (Matius, 22:21). Namun kondisi tersebut berubah pada tahun 313, ketika Kaisar Konstantin (w. 337) mengeluarkan dekrit Edict of Milan untuk melindungi agama Nasrani. Selanjutnya pada tahun 392 keluar Edict of Theodosius yang menjadikan agama Nasrani sebagai agama negara (state-religion) bagi Imperium Romawi. (Husaini, 2005:31).

 Pada tahun 476 Kerajaan Romawi Barat runtuh dan dimulailah Abad Pertengahan (Medieval Ages) atau Abad Kegelapan (Dark Ages). Sejak itu Gereja Kristen mulai menjadi institusi dominan. Dengan disusunnya sistem kepausan (papacy power) oleh Gregory I (540-609 M), Paus pun dijadikan sumber kekuasaan agama dan kekuasaan dunia dengan otoritas mutlak tanpa batas dalam seluruh sendi kehidupan, khususnya aspek politik, sosial, dan pemikiran. (Idris, 1991:75-80; Ulwan, 1996:73).

Abad Pertengahan itu ternyata penuh dengan penyimpangan dan penindasan oleh kolaborasi Gereja dan raja/kaisar, seperti kemandegan ilmu pengetahuan dan merajalelanya surat pengampunan dosa. Maka Abad Pertengahan pun meredup dengan adanya upaya koreksi atas Gereja yang disebut gerakan Reformasi Gereja (1294-1517), dengan tokohnya semisal Marthin Luther (w. 1546), Zwingly (w. 1531), dan John Calvin (w. 1564).

Gerakan ini disertai dengan munculnya para pemikir Renaissans pada abad XVI seperti Machiaveli (w. 1528) dan Michael Montaigne (w. 1592), yang menentang dominasi Gereja, menghendaki disingkirkannya agama dari kehidupan, dan menuntut kebebasan. Selanjutnya pada era Pencerahan (Enlightenment) abad XVII-XVIII, seruan untuk memisahkan agama dari kehidupan semakin mengkristal dengan tokohnya Montesquieu (w. 1755), Voltaire (w. 1778), dan Rousseau (1778). Puncak penentangan terhadap Gereja ini adalah Revolusi Perancis tahun 1789 yang secara total akhirnya memisahkan Gereja dari masyarakat, negara, dan politik. (Qashash, 1995:30-31). Sejak itulah lahir sekularisme-liberalisme yang menjadi dasar bagi seluruh konsep ideologi dan peradaban Barat.


BAB V

SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG KAPITALISME

Kapitalisme muncul di Eropa pada abad ke-16. Kapitalisme muncul dari paham feodalisme di Eropa. Kapitalisme di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berfikir untuk mensejahterakan kaum buruh. Sejarah kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut.

          Pada akhir abad pertengahan (abad 16 sampai 18), Industri di Ingriss sedang terkonsentrasi pada industri sandang. Industri sandang di Ingris menjadi industri sandang terbesar di Eropa. 

          Kemudian industri ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemudian berubah menjadi perluasan kapasitas produksi, dan kapitalisme ini yang kemudian hari justru banyak menelan korban. Dari beberapa kejadian dan juga faktor lingkungan historis mempengaruhi pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme antara lain:1) dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat; 2) pengaruh logam logam mulia dari dunia baru terhadap perkembangan relatif pendapatan atas upah, laba dan sewa; 3) peranan negara negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam bentuk benda benda modal aneka guna. Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad pertengahan menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan ideologi kapitalis (Dudley Dillard, 1987:17). Di perkotaan, para pedagang kapitalis menjual barang barang produksi mereka selama mereka melakukan satu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Awalnya mereka menjual barang pada teman sesama pedagang seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan umum. Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik – pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi. Sementara itu kapitalisme juga telah membunuh perekonomian egara berkembang atau egara egara miskin. Konsep Kapitalisme yang sudah mendunia memang tidak bisa dihindari oleh egara egara maju dan egara egara dunia ketiga. Tanpa disadari Kapitalisme telah menjadi sebuah ancaman besar bagi masyarakat egara egara berkenbang. Kapitalisme telah menjadi neo Imperialisme yaitu penjajahan dengan konsep baru yang lebih modern.




BAB VI

PEMIKIRAN MARXISME DAN DAMPAKNYA

    Marxisme adalah teori dan metode pembebasan diri kelas pekerja. Sebagai sebuah teori, teori ini bergantung pada metode analisis sosial ekonomi yang memandang hubungan kelas dan konflik sosial menggunakan interpretasi materialis tentang perkembangan sejarah dan mengambil pandangan dialektis tentang transformasi sosial. Itu berasal dari karya filsuf Jerman abad ke-19 Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme menggunakan metodologi, yang sekarang dikenal sebagai materialisme historis, untuk menganalisis dan mengkritik perkembangan masyarakat kelas dan terutama kapitalisme serta peran perjuangan kelas dalam perubahan ekonomi, sosial, dan politik sistemik. Menurut teori Marxis, dalam masyarakat kapitalis, konflik kelas timbul karena kontradiksi antara kepentingan material kaum proletar yang tertindas dan yang dieksploitasi (suatu kelas buruh upahan yang dipekerjakan untuk menghasilkan barang dan jasa) dan kaum borjuis (kelas penguasa yang memiliki sarana untuk produksi dan ekstrak kekayaannya melalui penggunaan produk surplus yang diproduksi oleh proletariat dalam bentuk laba).

Marxisme memiliki dampak mendalam pada budaya kontemporer; komunisme modern didasarkan pada paham ini, dan sebagian besar teori sosialis modern juga berasal darinyapaham ini. Ini juga memiliki efek luar biasa pada akademisi, mempengaruhi disiplin ilmu dari ekonomi ke filsafat dan sejarah sastra. Ide karl Marx dan Friedrich Engels tentang Komunisme memicu revolusi di seluruh dunia, beberapa yang paling terkenal adalah kudeta Lenin dari Perang Rusia, dan Revolusi Tiongkok Mao Zedong. Lenin, Fidel Castro, Mao, dan yang lainnya berpendapat bahwa transisi harus melalui pemberontakan dan revolusi yang keras untuk menjadi negara komunis yang sukses. Namun para pemimpin ini memiliki bentuk komunisme mereka sendiri, bukan murni ide komunisme Marx, terlepas dari apa pun mereka, masih banyak mendapat pengaruh dari Karl Marx. Tanpa gagasan komunisme yang pernah disebarkan oleh Manifesto Komunis maka AS tidak akan pernah muncul dan bagaimana Amerika bereaksi terhadap “Red Scare” dari kebangkitan AS yang memengaruhi banyak masyarakat modern kita. Propaganda yang dibuat oleh Amerika untuk menciptakan kebencian terhadap komunisme bagi kelas menengah dan pekerja Amerika, “Lebih baik mati daripada merah” adalah slogan populer anti-komunis dari tahun 1950-an.


BAB VII

GLOBALISASI, MODERNISME, DAN GENDER

Globalisasi adalah fenomena yang didorong oleh teknologi dan pergerakan gagasan, orang, dan barang. Perkembangan terintegrasi ini mengantarkan era baru globalisasi. Dengan kemajuan robotika dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam konteks masyarakat, kita harus beralih dari narasi produksi dan konsumsi ke arah berbagi (share) dan peduli (care). Kita perlu mendesain ulang sistem yang ada dan memanfaatkan peluang baru. Selain itu, tantangan yang terkait dengan Revolusi Industri bertepatan dengan munculnya kendala yang ditandai meningkatnya ketidaksetaraan pada lanskap global. Dengan menjembatani pemisah dan mengenali bahwa kita hidup dalam tipe baru ekonomi yang didorong oleh inovasi, norma-norma, standar, kebijakan, dan konvensi global baru. Ekonomi baru telah mengganggu dan mengombinasikan kembali industri-industri yang tak terhitung jumlahnya, dan membuat jutaan pekerja tersingkir.

          Perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan, sehingga perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan, akses serta peluang yang sama sebagai sumber daya pembangunan. Kesetaraan merupakan target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang maupun Millenium Development Goal (MDGs). Hadirnya Revolusi Industri 4.0 seharusnya dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi perempuan sebagai bagian dari peradaban dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak pada peran perempuan yang semakin kompleks, namun kesenjangan akses dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi antara perempuan dan laki-laki masih cukup besar.

Modernisme adalah sebuah kecenderungan berpikir yang menyatakan bahwa manusia memiliki kekuatan untuk membuat, meningkatkan dan membentuk kembali lingkungan dengan bantuan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan percobaan praktis. Modernisme merupakan serangkaian pergerakan kebudayaan yang mengakari perubahan di masyarakat Barat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang terbentuk oleh urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Istilah modernisme mencakup serangkaian pergerakan perubahan di bidang seni, arsitektur, musik, literatur dan seni-seni terapan. Pada intinya, modernisme meninggalkan pemikiran dan budaya klasik dan menuju pemikiran dan budaya yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan modern dan rasionalitas. Sebuah dogma yang menjadi nafas desain modern adalah Form follow Function yang di lontarkan oleh Louis Sullivan. Simbol terkuat dari kejayan modernisme adalah mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ´bahasa mesin´, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan ´estetika mesin´. Modernisme adalah suatu periode yang mengafirmasi keeksistensian dan kemungkinan mengetahui kebenaran dengan hanya menggunakan penalaran manusia. Oleh karena itu, dalam arti simbolik penalaran menggantikan posisi Tuhan, naturalisme menggantikan posisi supernatural. Modernisme sebagai pengganti dinyatakan sebagai penemuan ilmiah, otonomim manusia, kemajuan linier, kebenaran mutlak (atau kemungkinan untuk mengetahui), dan rencana rasional dari social order Modernisme dimulai dengan rasa optimis yang tinggi.

Gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda, begitu pula secara perilaku dan mentalitas. Namun perannya di masyarakat dapat di sejajarkan dengan batasan-batasan tertentu. Pengertian gender di definisikan sebagai aturan atau normal perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat.karena itu gender sering kali di identikan dengan jenis kelamin atau sex. Meski sebenarnya kedua jenis kata ini yaitu sex dan gender memiliki konsep yang berbeda. Lelaki dan wanita secara sexualitas di bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya. Namun, secara gender perbedaan tersebut tidak menjamin perbedaan gender.

Gerakan feminism dalam perkembangannya akhirnya menggunakan gender sebagai sarana analisis atsa ketidak adilan kaum wanita yang dilakukan oleh kaum pria. Ketidakadilan terhadap kaum wanita itu bukan Karen perbedaan seksualitas, tetapi karena perbedaan yang diciptakan oleh struktur sosial budaya yang dari waktu kewaktu.




Berlangganan update artikel terbaru via email:

Tampilkan Komentar
Sembunyikan Komentar

0 Response to "SEJARAH SINGKAT YUNANI KUNO"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel